Grup ABM Raih Kontrak US$ 187 Juta
Investor Daily | Jakarta - PT Cipta Kridatama, anak usaha PT ABM Investama Tbk (ABMM), mengantongi kontrak baru jasa pertambangan dari PT Adidaya Tangguh senilai US$ 187 juta. Ini merupakan kontrak pertama perseroan di sektor pertambangan non batubara, khususnya mineral dan bijih besi.
"Kontrak baru dengan PT Adidaya Tangguh tersebut sebagai langkah strategis untuk tetap menjaga kinerja positif perseroan di tengah industri batubara yang belum menguat," kata Presiden Direktur Cipta Kridatama Irfan Setiaputra melalui keterangan resmi yang diterima Investor Daily di Jakarta, Senin (20/4).
Ke depan, ia menilai, peluang perseroan untuk memberikan jasa bagi klien di sektor tersebut terbuka lebar. Adapun kontrak antara Cipta Kridatama dan Adidaya Tangguh tersebut telah diteken pada 16 April 2015 lalu.
Sesuai rencana, jasa yang akan diberikan oleh perseroan meliputi pengupasan lahan (overburden removal) pengangkutan bijih besi. Selain itu, perseroan juga akan menyediakan penyewaan alat berat di tambang bijih besi Adidaya Tangguh yang berlokasi di Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara.
"Selama masa kontrak perseroan ditargetkan mampu meraih produksi pengupasan lapisan pucuk tanah dan tanah penutup lebih dari 13 juta Bcrn dan menyewakan alat untuk produksi bijih besi lebih dari 21 juta Mt yang terletak di areal tambang seluas 100 hektare (ha)," lanjut Irfan.
Nantinya, bijih besi tersebut akan diolah lebih lanjut di pabrik pengotahan bijih besi yang letaknya tidak jauh dari areal tambang. Cipta Kridatama telah gencar melakukan diversiitkasi usaha sejak 2003.
Perseroan juga merambah sektor jasa konstruksi intrastruktur. tambang, jalan tol, bendungan. dan migas. Sesuai rencana, perseroan bakal terus mencermati peluang usaha baru di sektor pertambangan non batu bara.
Sebelumnya, ABM Investama telah mengumumkan niat untuk melakukan diversifikasi usaha melalui Cipta Kridatama, baik di pertambangan nikel serta bahan baku semen sejak Februari 2015.
Direktur ABM Investama Yovie Priadi pernah mengungkapkan. pendapatan terbesar perseroan selama ini berasal dari bisnis kontraktor batubara. Pendapatan dari sektor tersebut cukup jauh perbandingannya dibandingkan dengan unit bisnis lainnya.