Laba Usaha ABM Naik 11%
Investor Daily | Jakarta - Perusahaan energi terintegrasi, PT ABM InvestamaTbk (ABMM) membukukan peningkatan laba usaha sebesar 11,1% hingga kuartal III-2013 menjadi US$ 57,87 juta dibandingkan periode sama 2012 senilai US$ 52,8 juta.
Peningkatan laba tersebut ditopang oleh pendapatan operasi lainnya, yang meningkat menjadi US$ 25,65 juta dari US$ 5,8 juta. Kenaikan laba usaha menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan perusahaan energi lainnya.
Adapun pendapatan ABM hingga kuartal III-2013 mencapai US$ 599,6 juta atau turun tipis 8,5% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 655,3 juta. Hal itu disebabkan oleh penurunan harga komoditas pertambangan batubara.
Pendapatan ABM ditopang oleh kenaikan kapasitas listrik yang diproduksi oleh anak usaha perseroan, PT Sumberdaya Sewatama. Perusahaan itu berhasil meningkatkan kapasitas menjadi 1.060 MW pada September 2013 dibandingkan akhir 2012 sebesar 1.010 MW dan 978 MW pada September 2012.
"Sewatama berhasil meningkatkan produktifitas listrik terpasang. Hal tersebut memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan konsolidasi perseroan," kata CPO ABM Investama Willy Adipradhana di Jakarta, Senin (4/11).
Tahun ini, menurut dia, porsi segmen penyedia jasa kelistrikan berada pada kisaran 18%. "Kami akan tingkatkan secara bertahap hingga mencapai 25-30% dalam tiga tahun mendatang. Langkah ini untuk memperkuat struktur kinerja perseroan," ujar dia.
Adapun rata-rata kapasitas yang dikelola Sewatama tahun ini mencapai 1.021,1 MW, sedangkan tahun lalu hanya 972,62 MW. Kenaikan kapasitas ini telah menyumbang pendapatan usaha sebesar US$ 101,1 juta, dengan ASP rata-rata Rp 274,11/kwh. Saat ini, pendapatan Sewatama berkontribusi 16,87% dari total pendapatan ABM.
PT Cipta Kridatama, anak usaha ABM lainnya, juga ikut berkontribusi terhadap pendapatan dan laba ABM. Jasa penyewaan rata-rata naik dari 971,44 juta ton menjadi 1.075,11 juta ton pada 2013.
Sementara itu, dari sisi keuangan, posisi kas ABM tergolong aman sebesar US$ 88,02 juta ditambah dengan aset keuangan lancar lainnya sebesar US$ 36,42 juta. Dengan demikian, rasio likuiditas perusahaan sekitar 1,13 kali. Arus kas dari aktivitas operasional positif sebesar US$ 89,12 juta.
Arus kas dari penerimaan pelanggan naik 4,7% menjadi US$ 612,13 juta dari sebelumnya US$ 584,84 juta. Ini meningkatkan kas yang diperoleh dari operasi menjadi sebesar US$ 125,1 juta dari sebelumnya US$26,99 juta.
Arus kas dari aktivitas operasional tersebut masih lebih besar daripada arus kas yang dibutuhkan untuk aktivitas investasi, yang sebesar US$ 70,15 juta. Dengan begitu, ABM masih mampu untuk melakukan investasi untuk pengembangan ke depannya dengan hanya mengandalkan arus kas dari aktivitas operasional.
Di sisi lain, pinjaman perseroan turun 4,9% menjadi US$ 872,24 juta dari sebelumnya US$ 917,34 juta. Utang obligasi turvm 16,6% menjadi US$ 68,46 juta dari US$ 82,1 juta. Sedangkan sukuk ijarah juga turun menjadi US$ 17,11 juta dari US$ 20,53 juta. (jm)