ABM Investama Preloader

Release

Cut Nyak Dien Milenial dari Meulaboh

Image

Meulaboh - Fadilla Floria seperti mendapat semangat baru ketika PT Cipta Kridatama, anak usaha PT ABM Investama Tbk (ABM), memanggilnya untuk mengikuti program Fresh Green Mechanic (FGM) di wilayah pertambangan Mifa Bersaudara yang terletak di Meulaboh, Aceh Barat. Harapannya untuk membantu keluarga untuk biaya sekolah adiknya pun menjadi terbuka lebar.

Fadilla atau biasa dipanggil Dilla merupakan salah satu siswa potensial yang ketika lulus SMP mendapat undangan tanpa tes untuk masuk SMKN 2 Meulaboh—sebuah sekolah kejuruan yang memiliki jurusan teknik alat berat satu-satunya di Provinsi Aceh. Setelah lulus sekolah, dia terpaksa mengurungkan langkahnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena persoalan biaya yang dihadapi keluarga. Ditambah lagi, ayahnya yang seorang tukang becak perlu membiayai adiknya untuk bersekolah.

Lalu, kenapa memilih jurusan teknik alat berat yang kebanyakan didominasi oleh kaum Adam? Ternyata, Dilla yang memilihnya dari tujuh jurusan yang ada di sekolah kejuruan tersebut. Semula, orang tua tidak menyetujui pilihan Dilla karena dia perempuan. Namun melihat ketekunan Dilla belajar untuk masuk jurusan teknik, orang tua pun senang dan malah ikut andil dalam keputusannya. “Orangtua memberikan saran ambil jurusan yang baru ada, karena peluang kerjanya nanti pasti lebih besar mengingat belum banyak yang mengerti potensi jurusan ini,” kata Dilla.

Antusiasme Dilla dalam menjalani pendidikan jurusan teknik alat berat semakin terlihat ketika dia mahir menggunakan alat berat. Sang guru memanggilnya dan memberikan kesempatan kepadanya mempelajari penggunaan excavator Caterpillar 320D hibah dari PT Cipta Kridatama tahun 2015 silam. Tentu kehadiran figur remaja putri yang berani mencoba mengendarai excavator menjadi perhatian banyak guru dan siswa sekolah kejuruan tersebut.

“Awalnya pasti takut mengingat unitnya cukup besar. Namun ketika sudah mencoba dengan didampingi guru pendamping di kawasan bengkel sekolah, ternyata cukup menarik,” kata Dilla yang kini mampu mengoperasionalkan excavator. Bahkan Dilla sempat mendemonstrasikan kemampuannya di depan sejumlah pimpinan dinas Provinsi Aceh. “Waktu itu Pak Kepala Dinas malah ikut naik bersama saya dengan excavator mengelilingi sekolah,” ujar Dilla lebih sumringah.

Semangat Cut Nyak Dien, pejuang wanita dari  tanah rencong ini tampaknya begitu kuat mempengaruhi gadis ini. Ketekunan gadis milenial asal daerah yang dijuluki Bumoe Teuku Umar ini dibuktikan dengan lolosnya Dilla mengikuti Program FGM dari CK usai tamat SMKN 2 Meulaboh. “Belum 2 bulan saya tamat SMK, saya mendapat kesempatan mengikuti Program FGM dari CK. Saya ingin menginspirasi adik-adik kelas saya, khususnya yang perempuan. Perempuan Aceh jangan sampai dianggap lemah hanya karena bekerja di lingkungan kerja pria. Kita harus tunjukkan bahwa kita mampu bersaing dalam setiap kesempatan,” tegasnya.

Menurut pelatih alat berat CK, Bayu Aji Hidayat, Fadilla cukup memiliki potensi besar untuk menjadi mekanik. Secara umum, perempuan cenderung lebih teliti dan memiliki keunggulan multitasking. Mereka biasanya mampu mengerjakan teknikal dan dokumentasi dengan baik. Itulah kekuatan Fadilla yang membuatnya kini mulai berkembang membantu bagian planner dan inspektorat untuk belajar membantu melakukan inspeksi dan membuat pelaporan.  “Memang butuh waktu untuk menjadikannya inspektor yang handal. Dilla perlu lebih memahami mekanikal lebih jauh agar mampu membuat analisa-analisa yang akurat,” ujar Bayu. 

“Alhamdulillah saya saat ini telah melewati 6 bulan pertama dan akan menjalani program pada 6 bulan kedua. Saya cukup senang karena abang-abang trainer CK yang banyak membantu memberikan pelajaran berharga tentang mekanik alat berat untuk mengembangkan basic mekanik yang saya terima dari SMKN 2 Meulaboh. Semoga CK terus memberikan peluang belajar bekerja  kepada kami lulusan sekolah kejuruan tehnik alat berat,” tutup Dilla.